Pendidikan Guru Penggerak

My Blog

Latest blog

D E S E M B E R 2 0 2 0 | V O L . I X

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

GURU SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Pada umumnya pengelolaan sumber daya sekolah menggunakan pendekatan fokus pada masalah. Pendekatan ini disebut pendekatan berbasis masalah atau kekurangan (Deficit Based Thinking). Cara berpikir dari pendekatan ini melihat dari segi negatif. Apa yang salah, apa yang kurang dan apa harus diperbaiki. Secara tidak sadar, potensi yang dimiliki tidak terlihat dan tidak termanfaatkan dengan optimal. Sudah waktunya kita berubah. Gunakanlah pendekatan berbasis asset (Asset Based Thingking). Pendekatan yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer yaitu seorang psikolog yang mempelajari kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini mengajarkan untuk menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk menjadi lebih baik 


A.Aset Manusia

  1. Pendidik : Penuh dedikasi dengankualifikasi S1 sesuai dengan bidangnya
  2. Siswa: Memiliki potensi realigiusyang tinggi dan mudah diarahkan

 

Adanya ekstrakulikuler,komunitas pedagang, pengusaha rumahan, UMKM, karang taruna yang bisa diajak bekerjasama dalam pembelajaran dan pendidikan karakter.

Parungpanjang sudah cukup baik. Di sekolah sudah ada lapangan upacara, toilet siswa, kantin seklah, laboratorium IPA, Laboratorium komputer, perpustakaan dan kebun sekolah. semua sarana ini sangat bermanfaat dalam menunjang kenyamanan dan kelancaran proses pembelajaran.

 

B. Aset LIngkungan

Lingkungan SMPN 3 Parung Panjang berada di pedesaan. Hijau nya pepohonan membuat indah pemandangan. Di sekitar sekolah mudah ditemukan area pertanian, perkebunan dan persawahan. selain itu terdapat toko dan pasar yang bisa dijadikan sumber belajar bagi siswa.

B Aset Finansia

Sumber Keuangan di SMPN 3 parung panjang selain dari dana BOS adalah koperasi. Koperasi sekolah memberikan layanan simpan pinjam bagi warga sekolah. Selain itu, sekolah memiliki kantin yang disewakan ke berapa pedagang.

C. Aset Politik

Modal politik di SMPN 3 Parung panjang diantaranya adalah menjalin kerjasama dengan pihak kelurahan, kecamatan, untuk mendapatkan bantuan dari dana desa. modal lainnya menjalin kerjasama dengan puskesmas untuk melakukan penyuluhan kesehatan remaja dan pembinaan UKS. kerjasama dengan kepolisian untuk pencegahan tawuran dan penyalahgunaan narkoba.

D. Aset Agama dan Budaya

  1. Aset Agama

Kehidupan beragama di SMPN 3 parung panjang berjalan baik. Setiap hari siswa melakukan literasi membaca Al-quran di jam pertama. Solat duhur dilakukan di musola sekolah dan masjid dekat sekolah. kegiatan lainnya adalah kegiatan solat duha dan kultum dari para siswa setiap hari jumat. Dalam kegiatan eksul rohis juga mendapatkan prestasi. Modal ini sangat penting dalam pembentukan karakter dan displin pada siswa.


2. Aset Budaya

Adapun budaya positif yang dilakukan di lingkungan sekolah diantaranya 3S yaitu senyum,salam dan sapa yang dilakukan para guru dalam rangka menyambut siswa. Budaya lainnya yaitu senam tiap jumat pagi.




Materi yang dipelajari pada modul 2 saling berhubungan dan berkaitan dengan modul sebelumnya. Pada modul modul 2 mempelajari pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional serta coaching.

Pembelajaran berdiferensiasi yang dipelajari pada modul 2.1 merupakan upaya yang dilakukan dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid yang berbeda-beda dengan melakukan diferensiasi pada konten, proses dan produk belajar yang didasari oleh hasil dari identifikasi kebutuhan belajar (Minat, kesiapan dan profil belajar murid). untuk memastikan kesuksesan belajar setiap individu murid yang berbeda-beda. sebagai mana yang sudah kita fahami bahwa anak bukanlah sebuah kertas kosong yang bisa kita isi apa saja yang diinginkan. Namun mereka seperti sebuah benih yang harus di rawat agar tumbuh sebagaimana kodratnya. dengan pembelajaran berdiferensiasi ini guru sadar akan perbedaan kodrati muridnya sehingga setiap individu memerlukan perlakukan yang berbeda untuk mencapai tumbuh kembangnya secara maksimal. hal ini sejalan dengan Filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga memperbaiki tingkah lakunya. 


Pada modul 2.2 membahas tentang Pembelajaran sosial emosional yang mencakup ruang lingkup rutin (kondisi yang ditentukan di luar waktu belajar akademik), terintegrasi dalam mata pelajaran dan protokol (Menjadi budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri) dengan tujuan memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati, membangun dan mempertahankan hubungan yang positif, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab. 


Dan Pada modul 2.3 mempelajari tentang Coaching dalam konteks pendidikan yang menjadi salah satu proses menuntun kemerdekaan murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching merupakan sebuah proses mengaktivasi kerja otak murid dengan pertanyaan-pertanyaan  reflektif  yang  membuat murid lebih berpikir kritis dan mendalam hingga ia dapat menemukan potensi dan mengembangkannya.

melalui proses coaching murid murid di tuntun agar dapat mengenali potensi dan mengembangkannya dengan kesadaran penuh sebagai hasil dari pembelajaran sosial emosional sehingga segala keputusan yang diambilnya untuk mengembangkan potensi dapat di laksanakan dengan penuh tanggung jawab. pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh murid dari hasil coaching. sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu murid mencapai keberhasilan dalam pembelajaran karena  murid diberikan layanan sesuai dengan kebutuhannya. 


Hubungi Saya

Terhubung dengan Saya

Penulis

Penulis
Nurdin

Anda dapat menghubungi saya melalui berbagai saluran dibawah ini.

  • Km. 13, jln. Bunar-Parungpanjang
  • 085891118888
  • nurdin@ciomas2.sch.id
  • nurdin.ciomas2.sch.id