I. Pendahuluan
Dalam membuat program ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tahapan membuat program mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi. Untuk lebih mempertajam pemahaman Anda tentang program sekolah yang berdampak pada murid, Anda akan disuguhi video tentang bentuk-bentuk program sekolah yang berdampak pada murid. Setelah menonton video ini diharapkan dapat mengidentifikasi apakah program yang selama ini dibuat sudah berdampak pada murid.
Setelah mengetahui bentuk program yang berdampak pada murid, selanjutnya Anda diberikan keterampilan tentang tahap-tahap membuat program dalam sebuah video animasi.
Diharapkan setelah Anda menonton video animasi tentang tahapan membuat program, Anda dapat mulai merancang program sekolah yang berdampak pada murid. Di akhir sesi eksplorasi konsep ini, akan diberikan materi yang berbentuk artikel yang mengupas tentang strategi monitoring, evaluasi, pembelajaran, dan pelaporan.
Dalam membuat program ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tahapan membuat program mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi. Untuk lebih mempertajam pemahaman Anda tentang program sekolah yang berdampak pada murid, Anda akan disuguhi video tentang bentuk-bentuk program sekolah yang berdampak pada murid. Setelah menonton video ini diharapkan dapat mengidentifikasi apakah program yang selama ini dibuat sudah berdampak pada murid.
Setelah mengetahui bentuk program yang berdampak pada murid, selanjutnya Anda diberikan keterampilan tentang tahap-tahap membuat program dalam sebuah video animasi.
Program Sekolah yang berfokus pada kepemimpinan murid
Kepemimpinan kepala sekolah yang inovatif
Contoh program sekolah Adiwiyata
Contoh sekolah alam
Contoh Program yang melibatkan peran serta masyarakat
Tahapan pembuatan program menggunakan metode BAGJA
II. MELR: Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (Monitoring, Evaluasi Pembelajaran, Laporan)
- Aim (dampak yang diinginkan), yaitu dampak akhir yang ingin diraih pada kehidupan orang lain atau lingkungan sekitar.
- Objective (tujuan; outcome yang diinginkan), yaitu perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai dampak yang diinginkan)
- Output, yaitu hasil cepat yang diraih dari satu kegiatan yang dapat berkontribusi terhadap tujuan yang ingin dicapai (objective).
- Activities, yaitu kegiatan program atau kegiatan proyek yang sedang dilakukan sebagai proses memperoleh output yang diinginkan.
- Inputs, yaitu semua yang diperlukan selama melakukan kegiatan program atau proyek, seperti manusia, keuangan, organisasi, teknis, dan semua sumber daya sosial.
Dr Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model.
Keempat F adalah:
- Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi
- Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi
- Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
- Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan
Model ini dapat digunakan untuk berpikir dan merefleksikan situasi dan dapat membantu menyusun refleksi tertulis. Model ini mudah diingat dan membahas aspek utama dari apa yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau suatu pengalaman.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari refleksi perlu ditinjau kembali pemikiran yang dimiliki. Untuk masing-masing bagian sejumlah pertanyaan bermanfaat diuraikan di bawah ini.
Fakta (Fact)
F pertama merupakan fakta yaitu memeriksa urutan peristiwa dan momen-momen penting untuk menarik dan melihat fakta fakta. Membuat laporan singkat yang meliputi (apa?, di mana? kapan?, mengapa? dan bagaimana?)
- Apakah sesuatu yang tidak terduga terjadi? Adakah kejutan?
- Apakah sesuatu yang sangat dapat diprediksi terjadi?
- Apa yang paling berkesan / berbeda / menarik?
- Apa titik balik atau momen kritis?
- Apa yang terjadi selanjutnya? Apa yang terjadi sebelumnya?
- Apa yang paling memengaruhi sikap dan perilaku Anda?
- Apa yang tidak terjadi yang Anda pikir / harapkan akan terjadi.
Perasaan (Feeling)
Menggambarkan perasaan dalam situasi yang dapat membimbing untuk sepenuhnya memahami situasi dan pembelajaran didasarkan pada pengalaman. Mengevaluasi dan menilai secara tidak sengaja dengan perasaan dengan menggunakan ‘merasa’ sebagai penilaian, misalnya ‘Saya merasa mereka salah’, atau feeling perasaan saya adalah itu pilihan yang baik ’, kemudian menulis ulang sebagai perasaan baru.Contoh pertanyaan sbb:
- Apa saja perasaan yang dialami
- Pada titik apa Anda merasa paling atau paling tidak terlibat?
- Perasaan apa lagi yang ada dalam situasi tersebut?
- Pada titik mana secara sadar dapat mengendalikan / mengekspresikan perasaan Anda
Temuan (Finding)
Menyelidiki dan menafsirkan situasi untuk menemukan makna dan membuat penilaian. Pertanyaan utama adalah 'bagaimana' dan 'mengapa'.
Contoh :
- Mengapa hal tersebut tidak berhasil?
- Bagaimana hal tersebut bisa memengaruhi ?
- Apakah ada peluang atau penyesalan yang terlewat?
Masa depan (Future)
Mengambil temuan dan mempertimbangkan bagaimana menerapkannya di masa depan.
- Bagaimana bayangan terhadap masa depan?
- Apa yang sudah berubah?
- Pilihan apa yang sudah dimiliki?
- Bagaimana temuan ini dapat berjalan dengan baik?
- Rencana apa yang yang akan dilakukan untuk masa depan?
Referensi pendukung
enurut Himstreet, et al. (1983), laporan adalah pesan yang disampaikan secara sistematis dan objektif yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu bagian organisasi kepada bagian lain atau lembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau memecahkan persoalan.
Laporan merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan. Laporan menyajikan informasi dengan cara yang sangat khusus. Informasi yang terkandung dalam laporan sesungguhnya telah ditulis dan dikumpulkan dalam kertas kerja.
Pada dasarnya laporan merupakan gambaran tentang apa (what) yang telah terjadi, di mana (where) kejadian tersebut berlangsung, bilamana (when) kejadian itu terjadi dan mengapa (why) hal itu terjadi, siapa (who) yang bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah terjadi, serta bagaimana (how) kejadiannya. Konsep ini dikenal dengan istilah SW 1H.
Tujuan Laporan
Tujuan penyusunan laporan adalah untuk menjadikan informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami. Oleh karena itu, materi laporan yang disampaikan hanya yang perlu diketahui oleh pihak pembaca.
Pada umumnya laporan digunakan untuk menyampaikan tujuan yang bersifat umum sebagai berikut:
- Memantau dan mengendalikan suatu kegiatan.
- Membantu mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan
- Memenuhi persyaratan.
- Mendokumentasikan kegiatan
- Merupakan pedoman untuk persoalan tertentu
Fungsi Laporan
Fungsi Laporan Fungsi laporan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban dan pengawasan
Laporan merupakan suatu pertanggungjawaban dari seorang kepada pimpinannya sesuai dengan fungsi tugas yang dibebankan kepada yang bersangkutan.
2. Penyampaian informasi
Laporan merupakan salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan fungsi dan tugas-tugasnya.
3. Bahan pengambilan keputusan Dalam pelaksanaan manajemen
Untuk keperluan pengambilan keputusan oleh pimpinan diperlukan data atau informasi yang berhubungan dengan keputusan yang diambil. Data atau informasi itu berasal dari semua satuan organisasi atau pejabat di dalam organisasi melalui laporan-laporan. Sebagai salah satu alat untuk membina kerja sama, saling pengertian, dan koordinasi dengan bagian/unit lain.
4. Sebagai salah satu alat untuk memperluas ide dan tukar-menukar pengalaman.
Syarat-syarat laporan agar laporan yang dibuat dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti maka laporan tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Laporan mencerminkan Isi laporan. isi laporan harus dapat dimengerti dan dapat memenuhi keinginan yang memintanya maka laporan harus memuat informasi yang benar dan objektif.. Kebenaran dari informasi tersebut sangat penting karena hal tersebut sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan. Bila informasi dalam laporan tersebut tidak benar maka keputusan yang diambil pun akan salah.
Laporan harus langsung pada sasaran. Perlu disadari bahwa pimpinan mempunyai waktu yang sangat terbatas. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, hendaknya kita harus mengusahakan agar laporan yang kita buat tidak terlalu panjang sehingga tidak terlalu menyaporan harus diusahakan singkat, tepat, padat, dan jelas serta langsung mengenai persoalannya.
Laporan harus lengkap. Kelengkapan suatu laporan banyak ditentukan oleh kemampuan penyusun dalam mengorganisir data yang mencakup semua segi masalah yang dilaporkan. Penyajian dalam bentuk uraian akan lebih lengkap kalau ditunjang dengan supporting data (data penunjang) misalnya, data statistik, grafik, skema, dan sebagainya.
Laporan harus tegas dan konsisten. Laporan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memberikan kesempatan timbulnya masalah atau persoalan baru. Ini berarti bahwa uraian yang dikemukakan harus tegas dan konsisten antara bagian laporan yang satu dengan bagian yang lainnya.
Laporan harus tepat pada waktunya. Agar pimpinan dapat menentukan kebijaksanaan selanjutnya dan dapat menyelesaikan masalah dengan benar maka ketepatan waktu penyampaian laporan harus benar-benar diperhatikan. Laporan harus diusahakan secepat-cepatnya dibuat dan disampaikan kepada pimpinan. Tidak tepatnya waktu penyampaian suatu laporan berarti tindakan korektif yang harus diambil ataupun follow up-nya akan mengalami keterlambatan. Hal ini akan mengakibatkan hal yang negatif pada organisasi.
Laporan harus tepat penerimaannya. Laporan pada dasarnya mengandung pengertian komunikasi timbal balik antara yang memberi laporan dengan penerima laporan atau antara atasan dan bawahan. Di satu pihak atasan ingin mengetahui sampai di mana pelaksanaan tugas yang telah diberikannya, dan di lain pihak bawahan ingin mengetahui atau mendapatkan respon dari atasan atas laporannya serta bagaimana follow up dari laporan tersebut. Oleh karena itu, laporan harus benar-benar sampai kepada yang memintanya. Laporan yang tidak sampai kepada sasarannya dan sampai kepada orang yang tidak berhak membacanya, akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan, misalnya terjadi kebocoran rahasia, laporan bagi yang memintanya sudah tidak ada nilainya lagi, dan penilaian negatif oleh atasan terhadap bawahan bersangkutan
Bahan Pendukung:
http://repository.ut.ac.id/4123/1/PUST2138-M1.pdf
Strategi Pelaporan
Sebelum melakukan laporan, ada beberapa pertanyaan panduan, seperti:
- Apakah laporan disiapkan untuk tujuan audit?
- Apakah data disiapkan untuk menundukung investigasi tugas pembelajaran yang tidak lengkap?
- Apakah laporan bertujuan untuk mendemonstrasikan dampak dari pembelajaran Anda pada sebuah organisasi?
Biasanya laporan hanya dilakukan untuk memenuhi poin 1 dan 2, meskipun saat ini penting untuk melakukan laporan kualitatif seperti pada poin 3 dan laporan yang mendukung poin 4. Laporan-laporan pada poin 3 dan 4 menjelaskan hal yang sedang dilakukan. Apabila laporan dilakukan mulai dari poin 3 dan 4, hal tersebut merupakan langkah awal yang cukup baik.
III Manajemen Risiko
Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan mutu sekolah, manajemen risiko merupakan salah satu hal wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah. Manajemen risiko haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan sistem manajemen di sekolah. Labombang (2011: 39) berpendapat bahwa walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana.
Dalam Prinsip Dasar Manajemen risiko (2019:3) Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko.
Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.
Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan, sehingga program sekolah yang telah direncanakan tidak berjalan dengan baik Begitu pula sebaliknya apabila risiko dapat dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir segala kerugian yang dapat menghambat jalannya program sekolah yang telah direncanakan.
Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:
- Risiko Strategis, merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
- Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset
- Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen
- Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
- Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Princewatercoper, 2003)
Pada akhirnya perubahan-perubahan yang dilakukan sekolah akan menimbulkan suatu risiko, namun tidak melakukan perubahan pun merupakan sebuah risiko oleh karena itu setiap sekolah harus mengidentifikasi risiko dan merencanakan pengelolaannya. Apabila semua sekolah dapat menerapkan manajemen risiko maka setiap kerugian akan dapat diminimalisir. Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:
- identifikasi jenis risiko,
- pengukuran risiko,
- melakukan strategi dalam pengendalian risiko
- melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan
Untuk menambah pemahaman, Anda juga dapat mempelajari tautan berikut ini: https://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/8295
III. Refleksi
Anda sudah mempelajari materi mengenai Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid melalui video maupun artikel yang telah disajikan sebelumnya. Untuk memperdalam pemahaman Anda terkait materi, silahkan kerjakan beberapa kegiatan berikut. Simpan jawaban Anda dalam bentuk dokumen (.doc/Ms. Word), kemudian unggah hasil jawabannya di Unggah Tugas - Eksplorasi Konsep.
Silahkan unduh file berikut untuk mengerjakan Tugas: File Tugas
1. Dari tayangan tentang bentuk-bentuk program yang berdampak pada murid, tuliskan dampak pada murid yang Anda amati dari program-program yang ada dalam tayangan video pada halaman sebelumnya.
Nama program | Dampak pada murid yang dapat diamati |
|
2. Refleksikan program-program yang telah dilaksanakan di sekolah Anda. Apakah program-program tersebut sudah berdampak pada murid? Pilih satu program dan jawab pertanyaan berikut
- Apa nama dan tujuan program?
- Apa saja aktivitas yang ada dalam program (Apa yang dilakukan murid/guru/kepala sekolah jika ada?)
- Apa dampak yang dapat diamati pada murid?
- Apakah program yang Anda ceritakan di atas sudah mengikuti tahapan BAGJA?
3. Setelah mengetahui bagaimana sebuah pelaporan harus dipertanggung jawabkan, mulai dari perencanaan, monitoring, evaluasi hingga pelaporan, apakah program sekolah yang Anda ceritakan di atas sudah memperhatikan hal-hal tersebut?
4. Berikan catatan Anda tentang identifikasi risiko yang dilakukan oleh sekolah dalam merencanakan dan mengelola program yang Anda ceritakan di atas.
Kondisi saat ini | Kondisi yang akan datang | Risiko | ||||
Strategis | Keuangan | Operasional | Pemenuhan | Reputasi | ||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Selamat Mengerjakan!